Jumat, 18 Juni 2010

Gerakan Aba-Aba Floor Director

Salah satu metode pemberian aba-aba ketika dimulainya pengambilan gambar baik Live maupun Taping adalah Aba-aba dari Floor Director. Baik Verbal maupun non verbal, berikut adalah beberapa contoh gerakan Floor Director non Verbal












Merapatkan dua posisi
atau lebih














10 Seconds Stan
dby



30 seconds standbye



Acara segera dimulai atau obyek siap on-air



Berdiri atau meninggikan posisi











Duduk atau merendahkan posisi





Closing Program

















Closing Segment














Inframe atau Masuk ke dalam frame











Hentikan penelepon













Kecepatan bicara ditambah












Kecepatan bicara dilambatkan

















Materi bahasan diperpanjang atau diperpendek



Floor Director


Floor Director merupakan pimpinan alias bos di studio, di beberapa stasiun televisi dan production house, Floor Director biasa juga disebut sebagai Floor Manager. Floor Director adalah kepanjangan tangan dari Program Director/PD (tentang Program Director nanti akan kita bahas tersendiri). Floor Director mendengarkan perintah PD melalui sistem komunikasi intercom dari control room. Ibarat anggota tubuh, seorang FD menjadi telinga, mata, dan mulut seorang PD. Tugas utama seorang Floor Director adalah berkomunikasi dengan talent/pengisi acara. Dalam acara siaran langsung di studio, FD memiliki otoritas terakhir.

Sebelum produksi dimulai alias di pra produksi, seorang Floor Director harus memahami rundown terlebih dahulu. Jika ada perubahan dalam rundown, maka sebagai pemimpin di studio, FD harus segera mengkomunikasikannya dengan seluruh kru yang ada di studio. Juga jika ada perubahan yang melibatkan anchor misalnya, maka FD secepat mungkin memberitahukan pada anchor tersebut. Andrew Utterback dalam bukunya Studio-Based Television Production and Directing, menyarankan agar seorang FD memiliki semua pengetahuan hal teknis yang ada di studio, karena jika diperlukan FD bisa ”menggantikan” posisi tersebut.(dari laman http://pojokspy.blogspot.com/2008/12/jadi-floor-director-itu-keren.html
)

Gambaran diatas sudah mewakili sebagian besar dari seorang floor director. Floor director memiliki tanggung jawab yang besar terhadap jalannya suatu proses produksi di dalam studio. Ada beberapa tanggung jawab yang dipikulnya, dalam persiapan untuk menghadapi rekaman atau penyiaran suatu acara, Floor Director terlebih dahulu akan:


a. Memeriksa kembali apakah semua pintu studio telah tertutup.
b. Menjaga kondisi studio dan melakukan cek apakah tata dekorasi, plot lighting, blocking kamera dan tata audio distudio telah siap.
c. Pengisi acara (talent) dan kerabat kerja telah berada atau siap ditempat.
d. Demikian pula gambar distudio monitor telah menerima out put dari vision mixer dan sebagainya.


Agar suatu rekaman dapat dimulai dan diakhiri sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, diperlukan sekali penggunaan aba – aba yang tepat, pemberian aba – aba kepada para Pengisi Acara digunakan teknik – teknik tertentu pada saat acara berlangsung, floor director akan memberikan aba – aba kepada pengisi acara (talent), berdasarkan pemberitahuan dari Pengarah Acara (PD) lewat intercom.


Metode pemberian aba – aba.
Memberikan aba – aba tidak semudah kita bayangkan, karena disamping harus menguasai masalahnya, juga harus dilakukan secara tepat, ada beberapa cara pemberian aba – aba yang berupa kata – kata, tanda – tanda, gerakan atau dengan gambar. Beberapa metodenya adalah:


a. Aba – aba secara verbal. Aba – aba secara verbal dilakukan dengan menggunakan kalimat dalam dialog, yang tentunya semuanya telah disepakati bersama, demikian dalam komentar dapat diberikan aba – aba dimulai/diakhiri atau beralih ke sumber lainnya.


b. Aba – aba melalui intercom, aba – aba ini sifatnya secara langsung diberikan kepada pengisi acara/pembaca berita atau komentator melalui earpiece. sehingga memudahkan pengarahan/ direct kepada pengisi acara.


c. Aba – aba melalui tally light. Pengisi Acara bisa memperhatikan lampu tanda yang ada di atas bodi kamera (biasanya berwarna merah). baik menyala, mati, maupun berkedip.


d. Aba – aba melalui monitor peragaan tertentu yang keluar melalui output dari monitor, digunakan sebagai tanda dimulai/diakhirinya suatu kegiatan satu kekegiatan yang lainnya.


f. Aba – aba dari FD cue ( tanpa suara ) dan cue verbal distudio ketika dimulai pengambilan gambar. Komando yang diberikan dari Pengarah Acara akan disebarluaskan kepada crew yang bertugas di studio termasuk pengisi acara(talent). Beberapa contoh gerakan FD dalam memberikan aba-aba akan dibahas pada Entri yang lain.


Tugas – tugas yang harus dipikul oleh seorang Floor Director, merupakan tugas yang ikut menentukan keberhasilan produksi yang sedang dilaksanakan, baik dari segi kreatifitas maupun segi pengorganisasian, pada acara – acara televisi ukuran besar dan komplek, ia berperan sebagai penghubung lokal dan melaksanakan sebagian tugas Pengarah Acara pada tahap latihan masih diluar studio.


Tetapi pada saat latihan sudah dipindahkan kestudio ( camera rehearsal ), Floor Director melakukan checking yang bersifat non teknis, dengan maksud sejauh mana kesiapan dari seluruh kerabat kerjanya dan akan melihat apakah set dekorasi telah siap untuk untuk dipergunaan pada hari yang telah ditetapkan, demikian pula ia akan mengatur grafik yang akan diambil dengan kamera studio.


Pada hari yang telah ditetapkan Floor Director akan menyambut pengisi acara dan bersama unit manajer akan mengatur akomodasinya, serta akan memberikan petunjuk dimana mereka nanti akan diperlukan. Sehingga dapat dikatakan Floor Director juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap Pengisi Acara (talent). Baik Blocking Posisi, Penjeleasan rundown beserta runtrough-nya


Juga masalah ketepatan waktu merupakan aspek yang akan menjadi tanggung jawab Floor Director, bukan saja waktu untuk melakukan latihan – latihan tetapi juga waktu kapan akan melakukan istirahat. Ketepatan waktu itu penting karena Waktu latihan maupun Live membutuhkan biaya yang besar.

Kamis, 17 Juni 2010

Flow Floor Director


Pukul 14.30 wib ditelepon sama Talent Scout yang mendunia. "Bro, ini talent gue gimana? kapan make up? udah di breakdown belum? blockingnya udah tau?dst.."tanyanya bertubi-tubi. buset emang tuh mulut talent scout ngalah-ngalahin radio butut nenek gue yang tinggal menunggu pensiun. Sebenarnya sih masih pengen santai-santai sambil ngerokok di pujasera. Tapi talent scout sama talentnya udah ngomel-ngomel nunggu di depan studio.

Rupanya bener sampai studio diomelin sama talent scout, tapi itu bagian dari pekerjaan kok (diomelin talent scout wakakakakakakakkaka). Talentnya ada dua bagian nih, satunya host+guest dan yang satunya audience(kalo audience yang ini pasti ikut nampang di tivi).. untung di ruang make up udah ada tukang make upnya, jadi ga perlu lama-lama lagi talentnya nunggu. Sambil di make up talentnya di brief sesuai rundown yang udah dibuat produser. Biasa, produsernya sibuk nge-brief yang laen.. setelah briefing host+guest baru deh audiencenya juga di brief.. nah kalo ini yang agak susah, soalnya banyak manusia yang di brief dengan macem-macem karakter. Mesti ngotot, yaaah paling ngga mereka ngerti apa yang bakal mereka lakukan pas on-air nanti.

Setelah selesai birefing talent baru deh sibuk kayak setrikaan di studio. Mulai dari cek audio( biasanya audioman pada bawa usb trus nge-play lagu idealis mereka "Dangdut..hihihihihi.."), mic, kabelnya, wireless, clip on, mixer, audio foldback(monitor), sound check, dll. Setelah itu baru ke Lighting desk, mulai cek dari power, angel, ketinggian, fokus, trus intensitas lampu di dimmer desk(pastinya dibantuin sama mas lighting..). Nah ini yang juga asik, set kamera, dari blocking, white balance, black balance, dll (nah kalo kameramen tergantung hari apa, biasanya kameramennya galak hihihihihi...).

Udah cek segala macam alat , baru deh kita GR (General Rehearsel) alias gladi resik. nah kalo udah gini semua pasti jadi autis, sibuk sama dunia masing-masing kecuali produser, tim kreatif, dan eksekutif produsernya. hehehehe...

Pukul 15.45 GR harus selesai karena FD punya tugas lain yaitu clear area studio. Studio harus steril dari orang yang tidak berkepentingan karena biasanya yang tidak berkepentingan bisa meng-intervensi, membuat drop talent, bahkan menggangu proses produksi. kita hanya punya waktu 15 menit untuk clear area dan standbye di studio.

Nah kalo gini biasanya Produser dan Program Directornya (PD) udah di studio ngecek kesiapan dan kematangan studio buat on-air. berapa saat kemudian dua sejoli tadi (PD dan produser) pergi ke ruang Sub-Control. Semua serba cepat dan pasti dapet sumpah serapah dari pak PD yang galaknya minta ampun...



Ini lanjutan yang kemaren...

Setelah persiapan studio sudah matang baru konfirmasi ke subcontrol via Intercom. Biasanya pak PD sudah ngomel-ngomel di intercom walaupun studio sudah siap 10 menit yang lalu.

Ini dia waktu yang mendebarkan, waktu countdown untuk studio mulai dihitung mundur.mulai dari satu menit menuju on-air, 30 detik menuju on-air, 10 detik menuju on-air dan mulai countdown... rasanya seperti demam panggung (maklum, belum lama jadi FD). 10 detik sepertinya waktu yang lama. Tapi ketika countdown berakhir dan FD memberikan aba-aba Mulai atau Action kepada talent, muncul ketegangan baru yaitu mengarahkan talent mulai dari blocking posisinya, tatapan mata ke kamera, improvisasi talent, flow produksi sesuai rundown, bahkan sampai melihat detail make up talent yang kadang-kadang mulai berubah.

Floor Director hanya menerima Instruksi dari Program Director (PD). Apabila ada sesuatu yang insidentil atau tiba-tiba Floor director harus memberikan informasi kepada Program director agar beliau bisa memberikan keputusan yang cepat dan tepat. Belum lagi kalo PD nya galak.. waduh.. bisa budek telinga kiri kita gara-gara dia beliau ngamuk di intercom.. tapi it's okay.. demi lancarnya acara yang merupakan suatu karya bagi seorang Floor Director.

Ketika commercial break bukan berarti break bagi seorang floor director. ketika break Floor director justru kembali beraksi dengan briefingnya, mengingatkan blocking talent, briefing rundown untuk segment berikutnya, dan kritik pada segment sebelumnya.

Program acara terus berjalan dengan segment-segmentnya sampai segment terakhir dan akhirnya closing. ketika FD sudah melihat Credit Title sudah Roll barulah lega rasanya.. acara sudah berakhir.. tinggal tunggu nanti Evalusai bersama tim produksi...





mungkin sampai disini dulu ceritanya... kalau ada yang kurang ataupun salah mohon di kritik... paling tidak gue tau bagaimana menjadi seorang FLOOR DIRECTOR yang baik dan benar..